Stroke merupakan kondisi neurologis yang ditandai dengan cedera fokal mendadak pada sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh infark serebral, perdarahan intraserebral (ICH) atau perdarahan subaraknoid. Secara psikologis penderita stroke mengalami perubahan fisik dan keterbatasan gerak, komunikasi dan berpikir yang mengganggu fungsi peran penderita. Kondisi ini menyebabkan penderita merasa dirinya cacat. Kecacatan ini menyebabkan self esteem terganggu, sehingga hal ini menimbulkan gangguan konsep diri. Kondisi ini diperlukan dukungan dari keluarga untuk memberikan semangat, penerimaan diri sehingga membuat pasien merasa tidak kehilangan harapan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri pasien stroke di Rumah Sakit. Metode penelitian yang digunakan peneliti kuantitatif analitik desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak sampel 42 responden. Alat pengukuran menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan konsep diri. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga pada responden lebih banyak kategori tinggi sejumlah 27 responden (64,3%) dan konsep diri responden lebih banyak kategori posisitf sejumlah 35 responden (83,3%). Uji statistik hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri pasien stroke di Rumah Sakit menggunakan uji spearman rank, diperoleh p value = (0.001) artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri pasien stroke di Rumah Sakit dengan nilai correlation coeficient 0,552 hubungan pola positif dengan kekuatan sangat kuat. Peneliti mengharapkan, responden dapat menerima keadaan perubahan fungsi tubuh melalui dukungan keluarga yang diterima.
Posting Komentar untuk "Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Pasien Stroke Di Rumah Sakit"