Anemia pada remaja merupakan masalah yang terjadi karena pola konsumsi yang kurang seimbang atau tidak mencukupi kebutuhan gizi, hemoglobin membutuhkan zat besi serta gizi cukup dalam tubuh, zat besi yang berasal dari makanan nabati memiliki tingkat penyerapan yang rendah dibandingkan dengan besi yang berasal dari makanan hewani. penelitian ini untuk mengidentifikasi pola konsumsi zat besi resiko anemia, penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan di SMA (Sekolah Menengah Atas) pada bulan mei 2024, dengan melibatkan 30 siswa/siswi, menggunakan teknik simple random sampling, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini pada pola konsumsi zat besi menggunakan kuesioner FFQ (Food FrequencyQuestionnaire) dan pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan esasy touch GCHb. penelitian ini menunjukkan berdasarkan pemeriksaan hemoglobin yang mengalami anemia sebanyak 6 responden (20,0%), dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 24 responden (80,0%), hasil penelitian pola konsumsi zat besi heme, non heme, pendukung penyerapan zat besi dan penghambat peyerapan zat besi menunjukkan pada kategori kurang 14 responden (46,79%), cukup 11 responden (36,7%), lebih 5 responden (16,7%). Pendidikan gizi menjadi suatu upaya mencegah anemia pada masa remaja supaya memberikan pengetahuan mengenai kebutuhan energi serta nutrisi secara khusus, kandungan zat besi sangant penting, serta keuntungan dengan menjelajahi peradapan serta pola konsumsi yang lebih sehat. diharapkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi zat besi dengan mengimbangi asupan makanan hewani dan nabati yang kaya zat besi menyertakan lebih banyak sayuran hijau, buah-buahan dan sumber zat besi lainnya dalam pola konsumsi sehari-hati dapat membantu mengurangi resiko anemia.
Posting Komentar untuk "Gambaran Pola Konsumsi Zat Besi Resiko Anemia Pada Remja Di SMA"