Kecemasan yang muncul pada pasien kemoterapi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu efek samping dari kemoterapi. Kecemasan tersebut dapat menimbulkan perasaan takut secara fisik maupun mental, sehingga berdampak pada proses pengobatan yang akan dilakukan pasien yang menjalani kemoterapi. Maka diperlukan mekanisme koping adatif untuk menghadapi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUTahun 2024. Metode penelitian yang digunakan desain deskriptif korelasi pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 90 orang. Alat ukur yang digunakankuesioner Ways Of Coping dan Halmilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hasil penelitian menunjukkan mekanisme koping pada responden lebih banyak mekanisme koping maladaptif sebanyak (73,3%), dan tingkat Kecemasan berat sebanyak (64,4%). Uji statistik hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUTahun 2024 menggunakan uji spearman rank diperoleh nilai p value= 0,001artinya ada hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSU Tahun 2024 dengan nilai correlation coeficient -0,0841 hubungan kekuatan sangat kuat, namun tidak searah. Peneliti mengharapkan, pasien yang menjalani kemoterapi lebih banyak mendapatkan sumber informasi terkait kondisi sakit saat ini, agar pasien tidak teralalu merasa cemas pada penyakitnya sekarang, dan diharapkan dukungan keluarga dalam mendampingi responden selama menjalani kemoterapi.
Posting Komentar untuk "Hubungan Mekanisme Koping Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Kemoterapi di RS Tahun 2025"